Kebenaran bukan informasi keliru industri tembakau tentang pengurangan dampak buruk (Harm Reduction): dari Manila ke Panama

Kota Panama, 7 Februari – Sumber berita di Filipina mengenai sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties, COP10) Kerangka Konvensi Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control, FCTC) WHO tengah disusupi setengah kebenaran dan informasi yang keliru oleh industri tembakau.

Dalam pernyataan pembukaan pada awal minggu COP10, delegasi Filipina dengan antusias mengumumkan penurunan angka perokok dan melanjutkan dengan memuji Undang-Undang Regulasi Produk Nikotin dan Non-Nikotin Tervaporasi (UU Republik No. 11900) sebagai legislasi pengendalian tembakau yang bersejarah, padahal penurunan prevalensi merokok merupakan hasil reformasi undang-undang cukai yang dimulai pada tahun 2012. UU Republik No. 11900 baru disahkan menjadi undang-undang pada tahun 2022 dan menghapus perlindungan kesehatan masyarakat yang ada dalam undang-undang cukai dengan (1) menurunkan usia minimal penjualan dari 21 menjadi 18 tahun, (2) mengizinkan rasa selain tembakau dan menthol, dan (3) memindahkan regulasi produk tembakau ini dari Badan Pengawas Obat dan Makanan pro-kesehatan ke Departemen Perdagangan dan Industri yang pro-industri tembakau.

Selanjutnya, delegasi tidak menyampaikan bahwa survei Global Youth Tobacco terbaru menunjukkan bahwa 14% remaja Filipina berusia 13-15 tahun saat ini menggunakan rokok elektronik, sementara 24,6% pernah menggunakan rokok elektronik, lebih dari dua kali lipat persentase pada tahun 2015. Peningkatan penggunaan rokok elektronik di kalangan anak muda adalah tren global yang mengkhawatirkan.

Industri tembakau dengan agresif mempromosikan produk nikotin baru mereka kepada anak muda dan bukan perokok dengan ribuan pesan palsu namun menarik perhatian di media sosial, lebih dari 15.000 rasa buah-buahan dan rasa menarik lainnya, dan banyak bentuk rokok elektronik yang menarik, termasuk mainan, permen, dan perlengkapan sekolah. Hal ini adalah inisiasi dampak buruk klasik dan bukan pengurangan dampak buruk.

Menjelang COP10, mantan pejabat kesehatan dan pendidikan telah mengajukan permohonan kepada delegasi Filipina untuk mengambil sikap melawan perangkat merokok elektronik (electronic smoking devices, ESD), seperti rokok elektronik dan produk tembakau dipanaskan, untuk mencegah munculnya generasi baru yang kecanduan nikotin.

ESD menghasilkan ribuan bahan kimia beracun selain nikotin, yang beracun dan membuat ketagihan. Bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa ESD tidak efektif untuk berhenti merokok, karena sebagian besar perokok yang menggunakan ESD tetap merokok rokok konvensional (penggunaan ganda) daripada berhenti merokok. Mitos penurunan bahaya (95% lebih aman) yang dipromosikan oleh industri tembakau hanyalah penggantian dampak buruk.

Kelompok-kelompok pengurangan dampak buruk tembakau menyerang WHO dan WHO FCTC, yang merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengatur rokok elektronik dengan melarang atau membatasi pembuatannya, pemasarannya, penjualannya, dan penggunaannya.

“Sayang sekali bahwa informasi keliru sedang merajalela di Filipina mengenai pengurangan dampak buruk, mengaburkan fakta-fakta tentang bahaya perangkat merokok elektronik. Kebohongan ini disebarkan untuk menyesatkan masyarakat, dan kami mendesak semua orang untuk mencari informasi ilmiah yang akurat dari lembaga publik yang terpercaya,” ungkap Direktur Utama HealthJustice Filipina, Ralph Degollacion.

“Publik berhak mendapatkan kebenaran dan informasi yang akurat, bukan kebohongan dari industri tembakau yang membunuh 8 juta orang setiap tahunnya. Begitu penting, lebih dari sebelumnya, untuk menghentikan penyebaran informasi keliru tentang penurunan bahaya tembakau. Bukti-bukti jelas: ESD ditargetkan pada anak muda, menyebabkan bahaya kesehatan dan lingkungan yang serius, dan tidak membantu sebagian besar perokok berhenti merokok,” kata Dr. Ulysses Dorotheo, Direktur Eksekutif Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA).

Tentang SEATCA


SEATCA merupakan aliansi non-pemerintah multi-sektoral yang mempromosikan kesehatan dan menyelamatkan nyawa dengan membantu Negara-negara Anggota ASEAN untuk mempercepat dan secara efektif menerapkan upaya pengendalian tembakau sesuai WHO FCTC. SEATCA mendapatkan pengakuan dari berbagai pemerintah, lembaga akademis, dan masyarakat sipil karena upayanya memajukan pengendalian tembakau di Asia Tenggara. WHO memberikan Penghargaan Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia kepada SEATCA pada tahun 2004 dan Penghargaan Pengakuan Khusus Direktur Jenderal WHO pada tahun 2014.

Kontak: Val Bugnot, Manager Media dan Komunikasi, SEATCA

Email: val@seatca.org

Telepon: +63917312460

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami disini!
1
Scan the code
Halo👋
Apa yang bisa kami bantu?