Ancaman Tersembunyi di Balik Uap Elektronik: Fakta Kelam Perangkat ENDS

Di era modern ini, rokok elektrik atau dikenal sebagai ENDS (Electronic Nicotine Delivery Systems) semakin populer, khususnya di kalangan anak muda. Dengan berbagai rasa yang menarik dan tampilan yang futuristik, perangkat ini sering kali dipasarkan sebagai alternatif yang lebih aman dari rokok konvensional. Namun, di balik lapisan pemasaran yang meyakinkan, tersimpan fakta mengkhawatirkan tentang risiko kesehatan yang dibawanya.

ENDS bekerja dengan cara memanaskan cairan nikotin untuk menghasilkan aerosol yang dihirup pengguna. Cairan ini mengandung berbagai bahan kimia seperti propilen glikol, gliserol, hingga zat tambahan rasa. Ketika dipanaskan, bahan-bahan ini berubah menjadi aerosol yang membawa partikel halus berbahaya. Partikel ini, menurut berbagai penelitian, dapat merusak jaringan paru-paru, meningkatkan risiko kanker, dan memicu berbagai penyakit pernapasan kronis.

Salah satu ancaman terbesar dari ENDS adalah kandungan nikotinnya. Meskipun dipasarkan sebagai alat bantu untuk berhenti merokok, fakta menunjukkan bahwa ENDS justru memperburuk kecanduan nikotin. Anak muda yang terpapar nikotin dalam ENDS memiliki risiko tinggi mengalami gangguan perkembangan otak, yang memengaruhi fungsi kognitif dan perilaku mereka di masa depan. Data dari survei di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 95% pengguna ENDS juga merupakan pengguna rokok konvensional, atau disebut sebagai “dual users.”

Rasa buah, permen, dan mint menjadi daya tarik utama bagi pengguna muda. Namun, rasa manis ini membawa bahaya tersembunyi. Zat kimia yang digunakan untuk menciptakan rasa tersebut dapat berubah menjadi zat karsinogenik saat dipanaskan, seperti formaldehid dan diacetyl. Studi menunjukkan bahwa diacetyl dapat menyebabkan kerusakan bronkiolus paru, suatu kondisi yang dikenal sebagai “popcorn lung.”

Bukan hanya kesehatan individu yang terancam, tetapi juga lingkungan. Sampah rokok elektrik tergolong limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang tidak bisa dikelola seperti sampah biasa. Kandungan logam berat dalam perangkat ini dapat mencemari tanah dan air, dengan tingkat polusi yang jauh melampaui ambang batas aman. Ironisnya, di tengah krisis lingkungan global, konsumsi ENDS justru terus meningkat.

Pasar rokok elektrik di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi sasaran empuk bagi industri ini. Dengan regulasi yang masih lemah, produsen ENDS memanfaatkan celah hukum untuk memasarkan produk mereka secara agresif. Iklan di media sosial, terutama melalui influencer, menjangkau jutaan anak muda setiap harinya. Fenomena ini membuat ENDS menjadi pintu gerbang kecanduan nikotin di usia dini.

Fenomena “dual users” menjadi salah satu persoalan besar. Di Indonesia, hampir seluruh pengguna ENDS juga merokok konvensional. Fenomena ini menunjukkan bahwa ENDS tidak benar-benar membantu pengguna berhenti merokok, melainkan justru memperburuk pola konsumsi nikotin. Di Korea Selatan, studi serupa menunjukkan angka dual users mencapai 85%, menegaskan bahwa masalah ini bukan hanya lokal, tetapi bersifat global.

World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan rekomendasi untuk mengatur peredaran ENDS secara ketat. Regulasi tersebut mencakup pelarangan iklan yang menyasar anak-anak, pembatasan rasa yang menarik bagi kaum muda, serta larangan penggunaan di tempat umum. Namun, implementasi kebijakan ini masih minim di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.

Klaim industri bahwa rokok elektrik adalah alternatif yang lebih aman perlu dilihat dengan kritis. Produk ini, meski dikemas dengan janji “less harm,” tetap membawa risiko serius. Dengan angka pengguna yang terus meningkat, khususnya di kalangan remaja, kita menghadapi ancaman kesehatan masyarakat yang tidak bisa diabaikan.

Penting bagi masyarakat untuk memahami risiko ENDS secara komprehensif. Edukasi dan kampanye anti-tembakau harus diperkuat, termasuk pelarangan iklan dan sponsor yang menyasar generasi muda. Selain itu, pengawasan ketat terhadap produk ini harus segera dilakukan untuk melindungi konsumen.

Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi generasi muda dari bahaya ENDS. Tanpa regulasi yang jelas dan kesadaran kolektif, kita hanya akan membiarkan industri ini terus mengeksploitasi celah hukum dan membahayakan kesehatan masyarakat. Masa depan anak-anak kita tergantung pada keputusan yang diambil hari ini.

Ketika asap elektronik terus menyebar, pertanyaannya adalah: apakah kita akan diam saja? Ataukah kita akan mengambil langkah nyata untuk melindungi generasi mendatang dari ancaman yang mengintai di balik uap yang tampak tidak berbahaya ini?

Penulis : Isranalita Madelif Sihombing

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami disini!
1
Scan the code
Halo👋
Apa yang bisa kami bantu?